Sastrawan - Seniman - Budayawan - Jurnalis Senior H. Usep Romli HM Tutup Usia (1949-2020)



Hari ini, Rabu, 8 Juli 2020, jam 09.50 WIB, sastrawan H. Usep Romli HM wafat. Usep Romli dikenal juga sebagai seorang seniman, nudayawan, jurnalis senior, penulis lagu, dan dosen.

Kabar meninggalnya tokoh Sunda asal Limbangan Garut tersebut beredar di berbagai media sosial, seperti facebook, twitter, dan instagram. Banyak pemilik akun media sosial yang turut mengungkapkan belasungkawa dan sekaligus doa untuk mengantar kepergian Usep Romli. Misalnya pada akun twitter budayawan Hawe Setiawan.

Usep Romli lahir di Garut, 1949. Lebih terkenal sebagai sastrawan Sunda, walaupun kadang-kadang menulis sajak dan cerpen bahasa Indonesia.

Usep Romli pernah meraih Hadiah Rancage 2010 untuk karya buku bahasa Sunda, dan Hadiah Rancage 2011 untuk jasa pengabdian terhadap bahasa dan sastra Sunda.

Telah menulis lebih dari  55 judul buku dalam bahasa Sunda dan Indonsia. Misalnya “Bentang Pasantren” (novel), “Dulag Nalaktaktak” (kumpulan humor pesantren).

Bukunya “Zionis Israel di Balik Serangan AS ke Irak”(2003) dan anekdote sufi “Percikan Hikmah” (1999) dicetak ulang lebih dari lima kali.

Menulis dua syair lagu “Fajar Satu Syawal” dan “Lagu Puji Dinihari”, yang dinyanyikan  oleh Grup Bimbo (1977) dan Ike Nurjanah (2001).

Setelah pensiun sebagai wartawan/karyawan SK “Pikiran Bandung” (2004), aktif menjadi pembimbing ibadah haji dan umroh pada BPHU “Megacitra/ KBIH “Mega Arafah” Kota Bandung. Tinggal di pedesaan Kec. Cibiuk, Kabupaten Garut.   

Karakter Usep yang cukup menonjol ialah selalu bicara blak-blakan, tanpa perlu berputar-putar dengan gaya bahasa eufemisme.

Kadang-kadang Usep melontarkan gagasan yang dianggap melawan arus, semisal: “Para penulis carpon Sunda segera saja berhenti menulis, karena karya mereka tidak ada yang bermutu. Uang yang  dicadangkan untuk honorarium para penulis carpon lebih baik digunakan biaya diklat, agar mereka bisa menghasilkan karya-karya bermutu.”

Usep dikenal sebagai wartawan yang gemar berpetualang; tidak hanya di wilayah tanah air, melainkan juga hingga ke perkemahan orang Badui di tengah padang pasir Timur Tengah.

Kariernya berawal dari guru SD (1967). Enam belas tahun kemudian, ia ditarik ke Dinas P dan K Provinsi Jawa Barat. Cuma mampu bertahan setahun, karena ia lebih tertarik ke dunia jurnalistik—profesi yang sebetulnya sudah mulai ia tekuni semenjak masih menjadi guru. Maka ia pun bergabung dengan Harian Umum Pikiran Rakyat.

Minatnya terhadap sastera mulai tumbuh sejak ia duduk di bangku SPG. Ia banyak menulis sajak dan cerita pendek, dalam bahasa Sunda dan Indonesia.  Usep pernah dianugerahi Hadiah Sastra Manglé (1977) dan Hadiah Sastra LBSS (1995). Selain itu, pernah pula mendapat Hadiah Penulisan Buku Depdikbud (1977 dan 1978), serta Piagam Wisata dan Budaya Diparda Jabar (1982).

Usep dibesarkan di lingkungan NU. Kemudian, ia ikut aktif di organisasi itu hingga ke tingkat wilayah. Ketika di era reformasi lebih banyak partai, ia memilih aktif di PKB Jabar, namun keluar usai Pemilu 1999.

Meskipun bekerja di Bandung, tapi Usep tetap memilih tinggal di Limbangan, Garut.

===
Nama: H. Usep Romli H.M.

Panggilan: Usep

Kelahiran: Limbangan, Garut, 16 April 1949;

Agama: Islam;

Orangtua: H.E. Mahfudz/ Siti Rohmah

Isteri: Suminar; Ai Maryam

Anak: Iin Yuniarsih, S.Ag; Wawang Fatimah Ratnawulan, S.Ag; Zamzam Nuruzzaman; Poppy Afifah Nurlaila; Ayu Mustika Mayasinta; Puji Fauziah; Ica Annisatum Mutmainnah; Galih Ghilman Hizbul Islam; Ahsanur Rizal; Ricardo Abdan Syakuro

Pendidikan: SD (1961); pesantren (1963-66); SMP (1964); SPG (1967); FPBS IKIP Bandung (1983-85); IAIN SGD (1986-88)

Karier: guru SD (1967-83); Kasubsi Dinas P dan K Prov. Jabar (1983-84); wartawan PR (1984-91), Wakaur Dok. Redaksi (1991-95); redpel SKM Hikmah (1995-2000); Wakabag Redaktur Penerbitan Granesia (2000- )

Buku (al): Si Ujang Anak Peladang (ca., 1973); Pahlawan-Pahlawan Hutan Jati (ca., 1974); Sabelas Taun (kp., 1979); Nyi Kalimar Bulan (ca., 1982); Oray Bedul Macok Mang Konod (ca., 1983); Bongbolongan Nasrudin (ch., 1983); Bentang Pasantren (kp., 1983); Aki Dipa (ca., 1983); Pertaruhan Domba dan Kelinci (ca., 1984); Ceurik Santri (kc., 1985); Nganteurkeun (n., 1986); Jiad Ajengan (kc., 1991); Nu Lunta Jauh (kp., 1992); Dongeng-Dongeng Araheng (ca., 1993); Percikan Hikmah (1998)

Penghargaan: Hadiah Sastera Manglé (1977), Penulisan Buku Depdikbud (1977, 1978), Piagam Wisata dan Budaya Diparda Jabar (1982), Hadiah Sastera LBSS (1995)

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post