Muhammad Nas Dipawikarta




Muhammad Nas Dipawikarta adalah putra tunggal dari  Eyang Paranadinata  dan Eyang Minda. Semasa hidupnya pernah menjadi lurah di Kampung Simpar. 

Muhammad Nas Dipawikarta rajin menulis. Namun dokumentasi dari tulisan tangannya tidak tahu keberadaannya. Padahal beberapa sesepuh pernah mengatakan bahwa banyak sekali catatan-catatan penting yang ditulis Muhammad Nas Dipawikarta. Diantaranya tentang sejarah Panjalu.

Penulis punya salahsatu tulisannya atas kebaikan hati Alo Ujang Sutimo yang merawat dengan baik naskah yang ditulis sendiri oleh Muhammad Nas Dipawikarta

Moch. Nas Dipawikarta menikah dengan  Ibu Siti Mariyah, putra sulung H. Mukhtar. KH. I. Zaenal Mutaqin atau Mama iking adalah adik kandung Ibu Siti Mariyah.   


Muhammad Nas Dipawikarta memiliki 13 orang anak. Dua diantaranya meninggal waktu masih bayi, yaitu putra ke-6 yang bernama Kania Binarum dan putra ke-10 yang bernama Darpi. Maka putra Bp.MN. Dipawikarta yang membuahkan keturunan selanjutnya, kurang lebih sebelas orang, yang semuanya telah wafat. Diantaranya adalah:


  1. Encang Permata Ningrum, lahir hari Selasa jam 08.00 WIB, 5 Sépémber 1911 (11 Ramadhan 1329).
  2. Purwa Dinata 
  3. Hj. Mindaresmi (Ibu Emin)
  4. Siti Madfuah 
  5. Siti Maemunah 
  6. Siti Sukaedah (Mah Édah)
  7. Hj. Enang 
  8. Bahrum 
  9. Suwarna 
  10. Enceng Asikin Dipawikarta 
  11. Asep Edi Djuwaedi, lahir di Panjalu, 15 Januari 1937 dan wafat di Bandung, pada 26 Juli 1991.


0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post