"Pesan itu dapat disampaikan dalam program acara hiburan dengan berbagai kemasan yang menarik," demikian disampaiikan M. Sudama Dipawikarta dalam Workshop lembaga penyiaran bertajuk "Mengemas Pesan Edukasi dan Informasi Terpercaya dalam Siaran Hiburan".
Acara workshop yang diikuti oleh lembaga penyiaran radio Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran tersebut, berlangsung di Hotel Horison, Pangandaran, Jawa Barat (18/6/21).
Untuk melaksanakan protokol kesehatan, hanya peewakilan empat radio yang hadir di lokasi acara. Sisanya, atau sebagian besar peserta, mengikuti secara daring melalui zoom.
Acara dibuka oleh Bedi Budiman, Ketua Komisi 1 DPRD Propinsi Jawa Barat, yang menyampaikan pidatonya secara daring.
Demikian pula, Adiyana Slamet menyampaikan sambutannya secara daring. "Workshop ini sebagai perwujudan sinergitas KPID Jawa Barat dengan lembaga penyiaran radio, khusunya di Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran," demikian kata Adiyana.
Menurut Adiyana, KPID bukan hanya memberikan sanksi kepada lembaga penyiaran yang melakukan pelanggaran, melainkan juga apresiasi dan memberikan penghargaan pada program acara terbaik setiap tahun dalam Anugerah Penyiaran.
Hadir secara langsung tiga narasumber, Yosa Octora Santono (Anggota Komisi 1 DPRD Jawa Barat), Jalu P Priambodo, dan M Sudama Dipawikarta, yang keduanya merupakan Komisioner Bidang Pengawasan Isi Siaran KPID Jawa Barat.
Sementara itu, satu narasumber, Netty Martin, menghadiri acara ini via zoom dari Texas, USA. Netty yang sudah 27 tahun menjadi pengusaha di USA, tetap mempunyai perhatian terhadap kampung halamannya, terutama di Banjar dan Pangandaran.
Jalu menawarkan peluang dalam konvergensi teknologi, yang dapat memadukan siaran yang menggunakan spektrum frekuensi radio dengan saluran internet.
Semenara M Sudama Dipa menitikberatkan pada konten yang selalu menjadi perhatian audience, yakni sex, power, dan money. Dipa meminta agar bijak dalam memaknai sex, tidak diartikan secara vulgar dan sempit. Sex dalam konteks ini dapat dimaknai dengan arti cinta kasih yang lebih luas.
"Ada banyak lagu-lagu pop Sunda yang begitu santun dalam mencurahkan perasaan cintanya kepada lawan jenis. Seorang laki-laki yang sangat memuliakan perempuan seperti dalam lagu Kalipucang-Pangandaran..." demikian dikatakan Dipa.
Netty Martin mencoba mengkomparasi perkembangan radio di Indonesia dan Amerika. Netty berharap radio-radio di Indonesia lebih mengutamakan konten edukatif yang dikemas secara kreatif dengan menghadirkan nuansa budaya Sunda. Termasuk menggugah kembali semangat bergotongroyong dalam kehidupan sehari-hari.
"Juga untuk masalah covid-19, agar tidak bosan untuk terus disuarakan kepada masyarakat, agar pendengar lebih menyadari betapa pentingnya melaksanakan protokol kesehatan guna meminimalisir penyebaran covid..." demikian ucap Netty.
Hal senada juga disampaikan Yosa Octora, yang menghimbau agar seluruh kegiatan dapat mematuhi protokol kesehatan yang telah diatur pemerintah.
Yosa juga berharap agar lembaga penyiaran radio bisa tetap hidup dan lebih sukses lagi di tengah perkembangan teknologi informasi.
"KPID Jabar harus lebih sering melakukan kegiatan seperti ini, bersilaturahmi dengan para penggiat lembaga penyiaran di daerah-daerah yang ada di Jawa Barat. Jika ada permasalahan, bisa bersama-sama mencari jalan keluar yang baik..." demikian kata Yosa Octora, yang juga merupakan anggota DPRD Jawa Barat dari daerah pilihan Pangandaran, Banjar, Ciamis, dan Kuningan.
Acara yang dipandu oleh moderator Shintya, anggota tim pengawas isi siaran KPID Jabar, berlangsung dengan lancar dan sukses sesuai dengan yang direncanakan.***
Komentar