CITA-CITANYA untuk terjun ke dunia karawitan sangat kuat. Sejak duduk di bangku SD, Yoyo sudah menjadi nayaga dalm perkumpulan seni tari dan wayang golék di Pameungpeuk, Garut.
Yoyo memang salah seorang seniman Asgar (Asli Garut), lahir 15 Februari 1950. Sesuai dengan minat dan bakatnya, selepas SMP, Yoyo melanjutkan menuntut ilmu di KOKAR, dan kuliah di STSI Solo, serta meraih gelar sarjana seni pada tahun 1989.
Selain tubah-tabeuh waditra Sunda, Yoyo juga gemar menulis. Ide dan pikirannya banyak dituangkan kedalam tulisan untuk selanjutnya dimuat di Majalah Swara Cangkurileung (sekarang Seni Budaya), HU. Pikiran Rakyat, dsb. Buku-buku karangannya yang pernah diterbitkan antara lain Pelajaran Rebab, Pengetahuan Pewanyagan, Tuntunan Praktek Padalangan Wayang Golek Purwa Gaya Sunda, dll.
Yoyo Risyaman Wiranata (Fot Sumber: https://smkn10bandung.sch.id/alumni) |
Sebagai seniman yang rajin berkarya, Yoyo pun pernah mencipta lagu dan mencipta karawitan gending karesmen. Gingsirna mandala Asih dan Aji Saka merupakan contoh dari kreasi gendingnya. Sedangkan di antara lagu-lagunya yang pernah dilantunkan juru kawih ternama di antaranya “Pileuleuyan Dayeuh Bandung”, “Peuting Asih”, “Iraha jeung Dimana”, dll.
Berkat kepiawaiannya dalam melahirkan karya seni, Yoyo pernah mendapat kesempatan untuk mengajar di KOKAR bandung, kemudian pindah ke kantor Depdikbud Kabupaten, kemudian pindah ke Depdikbud Kota, dan pindah lagi ke Kanwil Jawa barat.***
Komentar